Dugaan Daftar Marga Parna (Pomparan ni Raja Nai Ambaton) Batak Toba yang Tersebar di Berbagai Wilayah
Sumatera Utara – Dalam upaya melestarikan sejarah dan silsilah marga Batak Toba, masyarakat adat kembali menyoroti dugaan daftar marga yang tergolong dalam Pomparan ni Raja Nai Ambaton (Parna). Raja Nai Ambaton dikenal sebagai leluhur besar yang menurunkan berbagai marga di tanah Batak, khususnya di kawasan Toba dan sekitarnya.
Berdasarkan informasi yang beredar, sejumlah marga diyakini sebagai keturunan langsung Raja Nai Ambaton. Beberapa di antaranya sudah sangat dikenal dalam sejarah Batak Toba, sementara sebagian lain diduga berkembang melalui penyebaran dan perkawinan lintas wilayah.
Adapun marga-marga yang sering disebut termasuk dalam keturunan Raja Nai Ambaton antara lain:
-
Simbolon, Tinambunan, Tumanggor, Turuten (Turutan), Maharaja, Pinayungan, Nahampun, Tamba (dengan berbagai sub-marga seperti Tamba Sitonggor, Tamba Lumba Tonga-Tonga, Tamba Marhati Ulubalang, Tamba Rumaroha, Tamba Lumba Uruk), Siallangan, Turnip, Sidabutar, Sijabat, Siadari, Sidabalok, Siambaton, Rumahorbo, Napitu, Sitio, Sidauruk, Simanihuruk, Simalango, Saing, Simarmata, Nadeak, Saragi, Sumbayak, Sitanggang, Sigalingging, Tending, Banurea, Manik, Barasa, Boang, Bancin, Saraan, Berampu, Munte, Dalimunte, Ginting (beserta sub-marganya: Bukit, Beras, Jawak, Pase, Sinisuka, Tumangger, Siguhen), Hubu, dan Hobun.
Di sisi lain, beberapa marga seperti Gajah, Bringin, Kombih, Tendang, Sikedang, Upar Perangin Nawalu, dan lainnya, sering kali dikaitkan dengan keturunan Parna, namun juga tercatat memiliki keterkaitan dengan wilayah Karo, Pakpak, dan Simalungun, sehingga masih memerlukan penelitian sejarah yang lebih mendalam.
Masyarakat adat dan para pemerhati sejarah Batak Toba mendorong dilakukannya kajian akademis dan pengumpulan bukti-bukti sejarah, baik dari naskah kuno, arsip gereja, maupun cerita rakyat, agar silsilah keturunan Raja Nai Ambaton dapat disusun dengan lebih akurat.
“Penting bagi generasi muda untuk mengenal asal-usul marganya. Ini bukan hanya soal identitas, tetapi juga menjaga persaudaraan dan nilai-nilai kekerabatan yang sudah diwariskan leluhur,” ujar salah seorang tokoh adat di Balige.
Ke depan, rencananya akan diadakan seminar adat dan penelitian silsilah yang melibatkan para ahli sejarah Batak, lembaga adat, dan universitas di Sumatera Utara untuk menyusun daftar resmi marga Parna yang dapat dijadikan acuan bersama.
(TIM)












Tidak ada komentar:
Posting Komentar